Laporan Wartawan Tribun Gorontalo Budi Susilo
TRIBUNGORONTALO.COM-Becak motor (Bentor) yang beredar di Kota Gorontalo direncanakan akan dialihkan ke wilayah pemukiman pelosok agar terjadi arus kelancaran lalu-lintas di pusat perkotaan.
Kepala Dinas Perhubungan dan Informasi Komunikasi Kota Gorontalo, Henry A Sinjal, menuturkan, berdasarkan kajian tim ahli perkotaan dan transportasi Bentor lebih cocok beredar di kawasan perkampungan atau komplek pemukiman penduduk.
"Dari Kementrian Perhubungan Republik Indonesia telah mengkajinya September ini. Nanti sekitar November akan ada finalisasi kajian," ujarnya kepada tribungorontalo, Senin (10/9/2012).
Sebagai pendukung penuh transportasi publik, maka ujar Henry akan dilengkapi dengan pengadaan bus rapid transit dan mobil mikro angkutan umum.
"Kalau tidak diimbangi transportasi yang layak warga akan terlantar peroleh transportasi," tuturnya.
Direncanakan, ungkapnya, bila tidak ada aral melintang finalisasi kajian dari Kementrian Perhubungan pada akhir tahun 2012 ini dan masuk pertengahan tahun 2013 program berjalan.
"Kota Gorontalo peroleh perhatian yang spesial dari pemerintah pusat. Kota yang pertama di kaji sistem transportasi publiknya," ujar Henry.
Ditambahkan, Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea mengatakan, kendaraan Becak Motor (Bentor) dapat di kontrol dengan baik agar tidak membuat kesemrawutan.
Ia menuturkan, selama ini kesan yang terjadi di masyarakat Bentor alat tranpsortasi yang bebas tanpa ada aturan jelas.
"Pengemudi tidak pakai helm, jenis kendaraan umum tapi pelat hitam ? Ini kesannya tidak jelas," ujarnya.
Karena itu, tuturnya, pengaturan Bentor di Kota Gorontalo perlu dilakukan agar ada ketertiban kota.
"Saya yakin para Bentor mau di atur dengan baik. Demi keuntungan bersama," katanya.
Bisa saja, tuturnya, Bentor itu nanti melayani trayek di daerah-daerah pelosok atau jalur-jalur tertentu.
"Jangan beredar di pusat kota, supaya tidak bisa bikin kemacetan lalu-lintas," ujarnya.
TRIBUNGORONTALO.COM-Becak motor (Bentor) yang beredar di Kota Gorontalo direncanakan akan dialihkan ke wilayah pemukiman pelosok agar terjadi arus kelancaran lalu-lintas di pusat perkotaan.
Kepala Dinas Perhubungan dan Informasi Komunikasi Kota Gorontalo, Henry A Sinjal, menuturkan, berdasarkan kajian tim ahli perkotaan dan transportasi Bentor lebih cocok beredar di kawasan perkampungan atau komplek pemukiman penduduk.
"Dari Kementrian Perhubungan Republik Indonesia telah mengkajinya September ini. Nanti sekitar November akan ada finalisasi kajian," ujarnya kepada tribungorontalo, Senin (10/9/2012).
Sebagai pendukung penuh transportasi publik, maka ujar Henry akan dilengkapi dengan pengadaan bus rapid transit dan mobil mikro angkutan umum.
"Kalau tidak diimbangi transportasi yang layak warga akan terlantar peroleh transportasi," tuturnya.
Direncanakan, ungkapnya, bila tidak ada aral melintang finalisasi kajian dari Kementrian Perhubungan pada akhir tahun 2012 ini dan masuk pertengahan tahun 2013 program berjalan.
"Kota Gorontalo peroleh perhatian yang spesial dari pemerintah pusat. Kota yang pertama di kaji sistem transportasi publiknya," ujar Henry.
Ditambahkan, Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea mengatakan, kendaraan Becak Motor (Bentor) dapat di kontrol dengan baik agar tidak membuat kesemrawutan.
Ia menuturkan, selama ini kesan yang terjadi di masyarakat Bentor alat tranpsortasi yang bebas tanpa ada aturan jelas.
"Pengemudi tidak pakai helm, jenis kendaraan umum tapi pelat hitam ? Ini kesannya tidak jelas," ujarnya.
Karena itu, tuturnya, pengaturan Bentor di Kota Gorontalo perlu dilakukan agar ada ketertiban kota.
"Saya yakin para Bentor mau di atur dengan baik. Demi keuntungan bersama," katanya.
Bisa saja, tuturnya, Bentor itu nanti melayani trayek di daerah-daerah pelosok atau jalur-jalur tertentu.
"Jangan beredar di pusat kota, supaya tidak bisa bikin kemacetan lalu-lintas," ujarnya.